Program Studi Ilmu Kelautan di Surya University bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang kuat dalam pemahaman proses oseanografis dan dinamika biogeokimiawi laut (transport dan budget material nitrogen, fosfor, karbon di laut serta interface udara-laut, laut-sedimen dasar, darat-laut, serta pencemaran laut), biologi laut (terkait dengan identifikasi dan pengelolaan keanekaragaman hayati laut dan ekosistem pesisir seperti Mangrove, Terumbu Karang, Lamun), mahir dalam aplikasi Ilmu dan Teknologi Kelautan seperti pemodelan oseanografi, penginderaan jauh (satelit dan akustik), sistem informasi geografis serta telemetri dan jaringan terdistribusi, mampu mengaplikasikan ilmu dan teknologi kelautan untuk pengelolaan pesisir dan laut, operasional oseanografi (informasi iklim dan laut, pendugaan daerah penangkapan ikan-fishing ground) serta pengembangan energi laut, untuk mewujudkan Indonesia Jaya.
Latar Belakang
Indonesia sebagai negara kepulauan atau disebut juga sebagai Benua Maritim Indonesia (BMI), terdiri atas topografi yang kompleks, dimana pada bagian Barat terdapat Paparan Sunda yang merupakan perairan dangkal serta memiliki banyak muara-muara sungai dari beberapa pulau. Selain itu, Paparan Sunda juga berbatasan dengan Samudera Hindia. Pada bagian timur, topografi lebih kompleks sebab selain memiliki Paparan Sahul yang dangkal juga terdapat perairan dalam dengan topografi yang kompleks. Dengan pola arus yang kompleks maka memicu sebaran biota laut, baik dari Paparan Sunda maupun Paparan Sahul dan perpaduannya telah menghasilkan keanekaragaman hayati yang tinggi. Selain itu, BMI yang berada diantara dua benua, yakni benua Asia dan Australia, menghasilkan sistem iklim muson yang periodik, yaitu musim barat (Desember – Februari) dengan curah hujan tinggi serta musim timur (Juli – Agustus) yang cenderung kering. BMI juga berada diantara dua Samudera Pasifik-Hindia sehingga dipengaruhi oleh sistem iklim ENSO (El Nino Southern Oscillation) dan IOD (Indian Ocean Dipole) yang kompleks.
Namun, hal yang menarik bahwa BMI juga merupakan regulator iklim bumi melalui fenomena Arus Lintas Indonesia yang mendatangkan daya tarik peneliti-peneliti internasional untuk mengkajinya. Ke depan, fenomena iklim ini akan semakin kompleks dengan adanya pengaruh perubahan iklim global yang berdampak pada dinamika laut dan pesisir di BMI yang pada akhirnya memengaruhi produktivitas perikanan laut, transportasi laut, kota-kota atau pemukiman di pesisir, dll. Pada sisi lain, ekosistem pesisir dan laut BMI mengalami tekanan besar-besaran yang dipicu oleh kenaikan jumlah penduduk beserta aktivitas industri, pertanian dan pemukiman yang merusak serta menghasilkan pencemaran.
Dengan demikian, dampak variabilitas sistem iklim terhadap dinamika laut serta pengaruh perubahan iklim global menjadi tantangan ke depan dalam memahami dan mengelola perairan Benua Maritim Indonesia (BMI), khususnya potensi keanekaragaman hayati laut dan perikanan laut untuk pangan masa depan. Perubahan iklim global yang dipicu oleh penggunaan energi fosil juga membawa tantangan tersendiri, bagaimana menemukan energi baru dan terbarukan, khususnya terkait dengan potensi laut seperti arus, pasang surut, konversi energi stratifikasi vertikal suhu (OTEC), biomasa alga, dll.
Untuk itu, Program Studi Ilmu Kelautan di Surya University didesain untuk menjadi salah satu program studi unggulan yang berstandar internasional dalam kerangka universitas berbasis riset (Research-Based University) untuk menghasilkan lulusan yang berkarater bahari dan berkualitas internasional dalam menjawab tantangan dan potensi Benua Maritim Indonesia (BMI).
Peluang Profesi
Profesi yang diproyeksikan akan digeluti oleh lulusan Program Studi Ilmu Kelautan di Surya University adalah:
- Manajer (Birokrasi, LSM, Peneliti) dalam bidang pengelolaan lingkungan laut untuk keberlanjutan, dengan mempertimbangkan dampak perubahan iklim, pencemaran laut dan kerusakan pesisir.
- Konsultan dan peneliti dalam estimasi daya dukung lingkungan laut, pemodelan untuk perubahan lingkungan laut, pemodelan bahan pencemar, pemodelan ekosistem laut dan pengembangan energi laut.
- Birokrat, aktivis LSM, atau Peneliti yang mampu melakukan restorasi ekosistem laut dan pesisir.
- Birokrat dan Peneliti yang mampu mengidentifikasi sumber daya hayati dan non-hayati laut dengan teknologi terkini.
- Peneliti, Wirausahawan atau aktivis LSM di bidang kelautan yang unik dan berkelanjutan, misalnya: ikan hias, terumbu karang buatan, fish shelter, rumpon elektronik, ROV, dll.
- Birokrat, aktivis LSM, Peneliti, Birokrat, atau Wirausahawan yang mampu memprediksi daerah tangkapan ikan yang potensial serta penentuan lokasi budidaya laut.
- Peneliti, wirausahawan atau aktivis LSM dalam bidang teknologi layanan operasional laut dan perikanan (misalnya: aplikasi android untuk layanan cuaca dan penangkapan ikan).
- Peneliti atau aktivis LSM yang mampu mengembangkan energi laut yang bermanfaat bagi masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil.